Kenaikan AUDUSD yang sempat terhambat karena pernyataan hawkish pejabat the Fed terkait proyeksi suku bunga, akhirnya kembali melanjutkan kenaikan setelah Reserve Bank of Australia, (RBA) mempertahankan suku bunga acuannya pada pertemuan kali ini, Selasa (06/02/2024), di bulan Februari. Langkah RBA ini sudah diperkirakan oleh pasar sebelumnya. Pasangan dolar Aussie ini tetap melanjutkan kenaikan meski dolar AS melonjak setelah data ISM Services PMI yang dirilis kemarin naik menjadi 53,4, melampaui angka yang diharapkan yakni di angka 52,0.
Dolar Aussie menguat setelah RBA mempertahankan Official Cash Rate (OCR) di 4,35% pada pertemuan Februari, seperti yang sudah diperkirakan oleh para pelaku pasar. Sebelumnya, pasangan AUDUSD ini sempat melemah setelah komentar hawkish dari para pejabat FOMC dan Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell, bersamaan dengan penurunan harga komoditas.
Biro Statistik Australia, pada Selasa (06/02), merilis data Penjualan Ritel (QoQ) yang mencatat kenaikan 0,3% di kuartal keempat dibandingkan dengan pertumbuhan sebelumnya sebesar 0,2%. Perekonomian Australia sedang mengalami krisis biaya hidup, tampaknya ada ruang terbatas bagi para pembuat kebijakan RBA untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut.
Gubernur RBA Michelle Bullock menyatakan, dalam sebuah konferensi pers pasca keputusan suku bunga, bahwa bank sentral Australia tidak memutuskan apa pun dalam keputusan kebijakan moneternya. Ia menekankan bahwa bank sentral memandang risiko-risiko saat ini cukup seimbang dan secara aktif mencari data yang dapat memastikan inflasi kembali ke level target. Gubernur Bullock mengungkapkan pandangan bahwa bank sentral mungkin berpotensi mempersempit pencapaian target inflasi. Selain itu, ia mengutip perkiraan inflasi untuk tahun 2025 berada di 2,8%.
Sementara itu, indeks dolar AS mencatat kenaikan yang mencolok setelah sikap hawkish Federal Reserve, yang didorong oleh data Layanan ISM yang kuat di bulan Januari. ISM Services PMI tercatat di 53,4, melampaui angka konsensus 52,0 dan laporan sebelumnya 50,5. Selain itu, Indeks Ketenagakerjaan Jasa ISM juga mengalami peningkatan, naik menjadi 50,5 dari angka sebelumnya 43,8.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell berkontribusi pada penguatan dolar AS yang meredam ekspektasi penurunan suku bunga. Powell menggarisbawahi pentingnya memantau pergerakan inflasi yang berkelanjutan menuju target inti 2%. Sikap ini menyebabkan kenaikan imbal hasil obligasi AS, dan memberikan tekanan pada pasangan AUD/USD.
Analisa Teknikal AUD/USD
Grafik pada timeframe H1 menunjukkan, terjadi pembalikan harga yang cukup signifikan pada pasangan AUD/USD meski secara keseluruhan masih dalam tren penurunan, berhasil rebound dari level bawah intraday di hari Senin. Harga saat ini bergerak naik menuju Simple Moving Average (SMA)50 dan masih tertahan di bawah lintasan Moving Average tersebut yang diikuti dengan indikator Relative Strength Index (RSI)14 yang naik mendekati garis oversold. Penembusan di atas SMA50, maka akan membawa AUD/USD lanjutkan kenaikan menuju level 0.6530 hingga level 0.6540. Namun, jika harga gagal menembus ke atas SMA50, maka pasangan Aussie berpotensi berbalik turun menuju level penting 0.6500.
Peluang BUY dapat dipertimbangkan pada level 0.6520 dengan target profit pada level 0.6530/0.6535. sementara peluang SELL dapat dipertimbangkan pada level 0.6507, dengan target profit di level 0.6501/0.6496.